Teori Komputasi
Teori komputasi adalah cabang ilmu komputer dan matematika yang membahas
bagaimanakah suatu masalah dapat dipecahkan dengan model komputasi dengan
menggunakan algoritma. Jadi, secara umum teori komputasi itu dapat diartikan
sebagai cara untuk menemukan pemecahan masalah dari data input dengan
menggunakan suatu algoritma.
Sejarah
Komputasi Modern
Salah satu tokoh yang mempengaruhi perkembangan komputasi modern adalah
John von neumann. Beliau dilahirkan di Budapest, Hungaria pada 28
Desember 1903 dengan nama Neumann Janos. Dia adalah anak pertama dari pasangan
Neumann Miksa dan Kann Margit. Pada saat Neumann Janos memperoleh gelar namanya
berubah menjadi Von Neumann. Von Neumann belajar dari berbagai tempat dan
beberapa tempatnya di Berlin dan Zurich, di tempat itu Beliau mendapatkan
diploma pada bidang teknik kimia pada 1926. Di tahun yang sama dia mendapatkan
gelar doktor pada bidang matematika dari universitas Budapest, keahlian Von
Neumann terletak pada bidang teori game yang melahirkan konsep selular
automata, teknologi bom atom dan komputasi modern yang kemudia melahirkan
komputer. Von Neumann adalah ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar komputasi
modern. Von neumann telah menjadi ilmuwan besar abad 21, Von neumann telah
memberikan berbagai sumbangsih dalam bidang matematika, teori kuantum, game
theory, fisika nuklir dan ilmu komputer yang di salurkan melalui karya - karyanya.
Jenis - Jenis Komputasi Modern
Komputasi
modern terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
Mobile Computing atau komputasi bergerak adalah kemajuan teknologi komputer
sehingga dapat berkomunikasi menggunakan jaringan tanpa kabel dan mudah dibawa
dan mudah di pindah-pindahkan. Contoh dari perangkat komputasi bergerak,
seperti smartphone, GPS, dll.
Grid
Computing atau komputasi grid menggunakan komputer yang terpisah oleh
geografis, didistribusikan dan terhubung oleh jaringan untuk menyelesaikan
masalah komputasi skala besar, ada beberapa daftar yang dapat digunakan untuk
mengenali sistem komputasi grid, adalah:
1.
Sistem untuk koordinat sumber daya komputasi tidak dibawah kendali pusat.
2.
Sistem menggunakan standart dan protocol yang terbuka.
3.
Sistem mencoba mencapai kualitas pelayanan yang canggih, yang lebih baik diatas
kualitas komponen individu pelayanan komputasi grid.
Dan Cloud Computing atau Komputasi cloud merupakan gaya komputasi yang terukur
dinamis dan sumber daya virtual yang sering menyediakan layanan melalui
internet, Komputasi cloud menggambarkan pelengkap baru, konsumsi, dan layanan
IT berbasis model dalam internet dan biasanya melibatkan ketentuan dari
keterukuran dinamis dan sumber daya virtual yang sering menyediakan layanan melalui
internet.
Perbedaan diantara ketigannya adalah:
1.
Komputasi Mobile menggunakan teknologi komputer yang bekerja seperti handphone,
sedangkan komputasi grid dan cloud menggunakan komputer.
2.
Biaya untuk tenaga komputasi mobile lebih mahal dibandingkan dengan komputasi
grid dan cloud.
3.
Komputasi mobile tidak membutuhkan tempat dan mudah dibawa kemana - mana,
sedangkan grid dan cloud membutuhkan tempat yang khusus.
4.
Untuk komputasi mobile, proses tergantung si pengguna. Komputasi grid proses
tergantung pengguna mendapatkan server atau tidak, dan komputasi cloud
prosesnya membutuhkan jaringan internet sebagai penghubungnya.
Implementasi
Komputasi Pada Bidang Fisika
Fisika bukan hanya terus
berurusan dengan rumus. Bukan hanya dengan perhitungan yang rumit dan terkadang
membuat anak-anak SMA merasa kesulitan mempelajari Fisika. Fisika semestinya
dipandang sebagai suatu ide tentang suatu kejadian fisis sehari-hari yang kita
alami setiap hari, dan bukan ribetnya rumus dan perhitungannya.
Fisika
memiliki suatu cabang keilmuan (bisa dikatakan demikian) yang memanfaatkan
suatu tools yang dapat dimanfaatkan untuk membuat
perhitungan menjadi lebih mudah dan cepat. Tools itu
adalah komputer dan cabang dari Fisika itu adalah Fisika Komputasi.
Komputer
dapat dipandang kini bukan hanya untuk mengolah data praktikum atau membuat
dokumen ilmiah, namun bisa digunakan untuk menghitung suatu perhitungan yang
rumit, yang sulit (bahkan mustahil) diselesaikan dengan tangan (secara
analitik).
Komputer
dapat melakukan perhitungan dengan lebih cepat dibandingkan manusia.
Secepat-cepatnya manusia menghitung, komputer akan selalu lebih cepat. Dengan
demikian, para fisikawan dapat lebih berkonsentrasi pada konsep dan ide yang
lebih besar dan menyerahkan perhitungan kepada komputer.
Contoh konkrit : Projectile Motion (Gerak
Parabola) –
Model 1 : dengan Kinematika SMU
Model 1 : dengan Kinematika SMU
Salah
satu contoh bagaimana Fisika Komputasi dapat memecahkan suatu permasalahan
fisis yang mendekati kenyataan yang saya ambil di post adalah kasus gerak
parabola. Contoh ini dimuat di blog post Wolfram oleh Jon McLonne
(dengan beberapa perubahan pada konstanta gravitasi agar lebih mirip seperti
diajarkan di sekolah).
Kasusnya
adalah sebagai berikut
Senjata perang dunia kedua yang bernama Gustav Gun ditembakan dengan
kecepatan awal 820 m/s dengan sudut sebesar 45 derajat terhadap bidang
horizontal. Berapa jarak yang ditempuh oleh peluru senjata tersebut ?
Soal
di atas merupakan soal yang amat sangat biasa yang dikerjakan oleh siswa SMA
pada bab kinematika, yakni gerak parabola. Cara pengerjaannya sangat mudah,
dapat dilihat di bawah ini
Pengerjaan dengan cara kinematika SMU
Terlihat
pada pengerjaan di atas, kita memperoleh hasil sebesar 67,236.8 m. Lintasan
dari hasil di atas dapat dilihat di bawah ini (dengan sumbu-x adalah sumbu
horizontal dan sumbu y adalah sumbu vertikal):
lintasan peluru dengan kinematika SMU
Data Gustav Gun
Model
di atas tidaklah menggambarkan suatu keadaan fisis yang nyata. Apabila kita
lihat data Gustav Gun yang sebenarnya (dapat dilihat pada link
wikipedia)
bahwa jarak maksimum (maksimum range) dari senjata ini adalah 38,000 – 38,000
m. Artinya meleset hampir 29 Km dari hasil dengan kinematika SMU di atas.
data Gustav Gun, terlihat maksimum range dari
senjata ini adalah sekitar 38,000 - 48,000 m
Maka,
model dan perhitungan yang dikerjakan dengan kinematika SMU sangatlah oversimply(penyederhanaan yang
terlalu sederhana) dan sangat tidak masuk akal.
Lalu,
bagaimana kita meningkatkan model ini?
Model II : Efek gesekan udara
Kita
dapat membuat model di atas mendekati kenyataan dengan menambahkan
efek/pengaruh dari gesekan udara yang
diformulasikan :
dimana rho adalah rapat massa udara, v
kecepatan objek (dalam hal ini peluru) relatif terhadap udara, cd adalah
koefisien gesek dan A adalah luas area objek yang terkena udara.
Apabila
kita masukan gaya ini ke dalam persamaan differensial orde dua Newton lalu
dihitung dengan menggunakan komputer (dengan program Mathematica), maka jarak terjauh yang
mampu ditempuh oleh peluru Gustav Gun adalah sekitar 37,000 m.
Berikut
lintasan dari model ini dibandingkan dengan model sebelumnya:
Perbandingan lintasan dengan hambatan udara
dan kinematika biasa
Model
ini sudah lumayan mendekati kenyataan, bukan ?
Model III : Efek ketinggian
Model
di atas, masih mengenyampingkan efek dari perubahan rapat massa udara yang
berubah terhadap ketinggian (pada model di atas, rapat massa udara dianggap
bernilai konstan). Di mana rapat massa udara akan turun secara signifikan
seiring dengan bertambah tingginya peluru tersebut.
Perhitungan
efek ini melibatkan perhitungan yang sangat sulit apabila diselesaikan secara
analitik, kembali kita gunakan komputer untuk menghitung.
Setelah
dihitung (perhitungan detail dapat dilihat pada sumber), diperoleh hasil
48,000 Km. Sesuai dengan data Gustav Gun yang sebenarnya.
Gambar
di bawah ini memperlihatkan perbedaan tiga buah model lintasan peluru:
Perbandingan tiga model : model kinematika
biasa, model gesekan udara dan model gesekan udara disertai perubahan rapat
massa udara
Sangat
jauh berbeda, bukan? Perbedaanya hingga skala ribuan meter, dan tentunya lebih
mendekati kenyataan.
Model IV : Efek angin bertiup dengan kecepatan
5 m/s
Model
di atas masih bisa kita buat semakin mendekati kenyataan dengan menambahkan
efek angin yang bertiup, misalkan sebesar 5 m/s (model nomor II masih berupa
gesekan dengan udara yang tidak bertiup). Apakah perbedaannya cukup jauh? Lihat
saja di perbedaan titik jatuhnya peluru dengan model sebelumnya (yang
sebetulnya sudah cukup baik)
Perbedaan titik jatuh akibat efek angin
bertiup sebesar 5 m/s
Perbedaannya
cukup jauh, bukan ? sebesar kira-kira 300m.
Masih adakah efek yang lain?
Sebetulnya
model di atas masih kurang banyak aspek nyata. Misalnya efek kelembapan udara,
suhu udara, efek variasi nilai grafitasi dan kita masih menghitung dalam 2
dimensi, bukan ?
Aspek-aspek
ini masih harus dipikirkan dalam hal yang lebih konseptual. Hal-hal konseptual
tersebut akan lebih mendapat perhatian lebih karena perhitungan yang rumit
dapat dikerjakan oleh komputer.
Itulah
kerennya Fisika Komputasi, kita bisa mengalokasikan waktu dan tenaga untuk
memikirkan ide dari fisika itu sendiri, ketimbang beribet ria dengan
perhitungan matematikanya.
Semoga
tulisan ini dapat memberi inspirasi mereka yang takut pada perhitungan rumus
fisika, bagi mereka yang hobi menggunakan komputer atau yang ingin mengetahui
lebih banyak mengenai fisika.
Fisika bukan hanya sekedar menghitung, fisika lebih dari
sekedar menghitung
Sumber
:
http://no21reason.blogspot.com/2013/04/teori-komputasi-dan-implementasi.html
https://chrisphdlife.wordpress.com/2012/01/28/mengenal-fisika-komputasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar